Minggu, 27 Januari 2008

Kisah Sukses Jadi Pengusaha

Dalam Postingan ini saya ingin mengisahkan salah satu kisah sukses seseorang yang mengalami perjalanan panjang untuk menjadi pengusaha sukses. Saya hanya ingin hal ini menjadi bekal dan pengalaman bagi semua orang agar tidak mudah menyerah dalam mengarungi hidup ini, semua ada jalannya, Termasuk bagi pengusaha ini, Berikut cerita dan pengalaman – pengalamannya
Lulusan STM bangunan ini mengawali bisnisnya hanya dengan dua gerobak. Kini, ia memiliki 10 pabrik dan 2.000 outlet Edam Burger yang tersebar di seluruh Indonesia. Segalanya tentu tak mudah diraih. Bahkan, ia pernah menjalani hidup yang keras di Jakarta. Made Ngurah Bagiana, lahir pada 12 April 1956 sebagai anak keenam dari 12 bersaudara. Sejak kecil, dia terbiasa ditempa bekerja keras. Malah kalau dipikir-pikir, sejak kecil pula dia sudah jadi pengusaha. Bayangkan, tiap pergi ke sekolah, tak pernah diberi uang jajan. Kalau mau punya uang, harus ke kebun dulu mencari daun pisang, potong-potong, lalu dijual ke pasar. Menjelang hari raya, dia pun tak pernah mendapat jatah baju baru. Biasanya, beberapa bulan sebelumnya dia memelihara anak ayam. Kalau sudah cukup besardia jual. Uangnya untuk beli baju baru. Lalu, sekitar usia 10 tahun, dia harus bisa memasak sendiri. Jadi, kalau mau makan, Ibu cukup memberi segenggam beras dan lauk mentah untuk diolah sendiri.

Begitulah, hidup Made bergulir hingga menamatkan STM bangunan tahun 1975. Bosan di Bali, dia akhirnya merantau ke Jakarta tanpa tujuan, menumpang di kontrakan kakaknya di Utan Kayu. Untuk mengisi perut, dia sempat menjadi tukang cuci pakaian, kuli bangunan, dan kondektur bis PPD. Kerasnya kehidupan Jakarta, tak urung menjebloskannya pada kehidupan preman. Bermodal rambut gondrong dan tampang sangar, ada-ada saja ulah yang dia perbuat. Paling sering kalau naik bis kota tidak bayar, tapi minta uang kembalian.
Akhirnya setelah sekian lama menjadi preman dia pensiun. Gantinya, Made berjualan telur. dia beli satu peti telur di pasar, lalu diecer ke pedagang-pedagang bubur. Ternyata, usaha tersebut tidak berjalan mulus. Dia pun beralih menjadi sopir omprengan. Bentuknya bukan seperti angkot ataupun mikrolet zaman sekarang, masih berupa pick-up yang belakangnya dikasih terpal. Dia menjalani rute Kampung Melayu - Pulogadung - Cililitan.
Tahun 1985, dia pulang ke kampung halaman. Pada 25 Desember tahun itu, kemudian menikah dengan perempuan sedaerah, Made Arsani Dewi. Oleh karena cinta mereka bertaut di Jakarta, mereka memutuskan kembali ke Ibu Kota untuk mengadu nasib. mereka membeli rumah mungil di daerah Pondok Kelapa. Waktu itu dia bisnis mobil omprengan. Awalnya berjalan lancar, tapi karena deflasi melanda tahun 1986-an, dia pun jatuh bangkrut. Kerugian makin membengkak. dia harus menjual rumah dan mobil. Lalu hidup mengontrak. Titik cerah muncul di tahun 1990. Saya pindah ke Perumnas Klender. Tanpa sengaja, dia melihat orang berjualan burger. dia pikir, tak ada salahnya mencoba. dia nekad meminjam uang ke bank, tapi tak juga diluluskan. Akhirnya dia kesal dan malah meminjam Rp 1,5 juta ke teman untuk membeli dua buah gerobak dan kompor. Bahan-bahan pembuatan burger, seperti roti, sayur, daging, saus, dan mentega, dia ecer di berbagai tempat. Dibantu seorang teman, dia menjual burger dengan cara berkeliling mengayuh gerobak. Burger dagangannya saya labeli Lovina, sesuai nama pantai di Bali yang sangat indah.


Banyak suka dan duka yang dia alami. Susahnya ketika hujan turun, karena tak bisa berjalan hingga akhirnya roti tersebut tidak laku.. Masih untung karena istri saya bekerja, setidaknya dapur kami masih bisa ngebul. Pernah juga gara-gara hujan nyaris disambar petir. Ketika itu dia tengah memetik selada segar di kebun di Pulogadung. Tiba-tiba hujan turun diiringi petir besar. Dia jatuh telungkup hingga baju belepotan tanah. Rasanya miris sekali.
Awal-awal dia berjualan, tak jarang tak ada satu pun pembeli yang menghampiri, padahal seharian saya mengayuh gerobak. Mereka mungkin berpikir, burger itu pasti mahal. Padahal, sebenarnya tidak. dia hanya mematok harga Rp 1.700 per buah. Baru setelah tahu murah, pembeli mulai ketagihan. Dalam sehari bisa laku lebih dari 20 buah. Untuk mengembangkan usaha, dia mengajak ibu-ibu rumah tangga berjualan burger di depan rumah atau sekolah. Mereka ambil bahan dengan harga lebih murah. Namun upaya tersebut berhasil. Dalam dua tahun, gerobak burger beranak menjadi lebih dari 40 buah. Selang beberapa lama akhirnya dia pensiun menjajakan burger berkeliling dan menyerahkan semua pada anak buah.Tidak berhenti sampai di situ, tahun 1996 saya mencoba membuat roti sendiri dan membuat inovasi cita rasa saus. Seminggu berkutat di dapur, hasilnya tak mengecewakan. Dia berhasil menciptakan resep roti dan saus burger bercita rasa lidah orang Indonesia. Rasanya jelas berbeda dengan burger yang dijual di berbagai restoran cepat saji.

Sisi Lain PEGADAIAN - Mengatasi Masalah Anda

Pegadaian merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang peminjaman uang kepada masyarakat. Pegadaian sudah dikenal lama oleh masyarakat karena kemudahan yang ditawarkan..Pegadaian adalah tempat di mana Anda bisa datang meminjam uang dengan barang-barang pribadi Anda sebagai jaminannya. Mungkin Anda masih ingat dengan slogan pegadaian saat ini, "Mengatasi Masalah Tanpa Masalah". Kalau Anda meminjam uang tunai ke bank, selain Anda harus memiliki agunan, prosesnya juga bisa memakan waktu berhari-hari karena pengajuan kredit Anda perlu dianalisa terlebih dahulu oleh bagian kredit di bank tersebut. Tapi di Pegadaian, Anda tinggal membawa barang pribadi Anda dan menunjukkannya di loket penaksir. Di loket penaksir tersebut barang Anda akan dinilai oleh petugasnya. Anda akan diberi tahu mengenai berapa nilai gadai dari barang Anda tersebut. Nilai gadai adalah nilai yang menggambarkan tentang berapa batas jumlah uang yang bisa Anda pinjam dengan menggunakan barang yang bersangkutan. Bila Anda setuju, maka setelah itu Anda tinggal datang ke loket kredit dan mendapatkan uang tunai yang bisa Anda pinjam, tentunya yang sesuai dengan nilai gadai barang Anda. Bagusnya, proses ini tidak memakan waktu berhari-hari. Di sinilah kelebihan pegadaian.

Mudah memang, tapi tentunya semua itu tidak gratis lho! Artinya masih ada beban bunga yang harus Anda bayar setiap 15 hari kalau memang Anda berniat untuk menebusnya kembali. Beban bunga itu bervariasi, tergantung dari nilai pinjaman Anda. Untuk pinjaman Rp 5.000 hingga Rp 40.000 dikenakan bunga 1,25%. Untuk pinjaman Rp 40.100 hingga Rp 150.000 dikenakan bunga 1,5%, sedangkan untuk pinjaman di atas Rp 150.100 dikenakan bunga 1,75%.
Bagaimana kalau nantinya Anda tidak mampu menebus kembali barang Anda tersebut?

Pegadaian akan melelang barang tersebut. Lelang adalah proses penjualan barang di mana barang yang bersangkutan akan dijual kepada penawar yang berani membeli dengan harga tertinggi. Tentu saja lelang tersebut akan dilakukan dengan sepengetahuan pemiliknya. Jadi tenang saja, karena sebelum barang Anda dilelang, Anda akan diberi tahu terlebih dulu. Syukur-syukur kalau nilai barang Anda memang lebih tinggi dari pinjaman Anda. Karena selisihnya, setelah dikurangi bunga, akan dikembalikan kepada Anda.

Selain jasa pegadaian, ada 2 jasa lain yang juga ditawarkan oleh pegadaian:

1. Penjualan Koin Emas ONH
Koin Emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang bisa digunakan untuk tujuan persiapan dana pergi haji bagi pembelinya. Anda tinggal membeli sejumlah koin emas ONH (yang tersedia dalam berbagai pilihan berat), baik sekali saja maupun secara rutin. Setelah koin emas ONH Anda dianggap mencukupi (biasanya sekitar 250-300 gram), maka secara otomatis Anda akan didaftarkan sebagai calon jemaah haji melalui Sistem Haji Terpadu (Siskoat). Selain untuk haji, namanya juga emas, Anda juga bisa membeli emas untuk tujuan investasi lain, dan tidak harus selalu untuk haji.

2. Jasa penitipan barang
Bila Anda akan meninggalkan rumah dalam jangka waktu yang lama, kenapa Anda tidak menitipkan barang-barang Anda di Pegadaian? Ini karena Pegadaian juga memiliki jasa penitipan barang yang bisa Anda manfaatkan. Keunggulan yang dimiliki jasa penitipan pegadaian adalah, bahwa selain tarifnya sangat terjangkau (tanyakan kepada Kantor Pegadaian di dekat rumah Anda mengenai jumlah persisnya), barang-barang yang Anda titipkan juga dilindungi oleh asuransi.

Pegadaian memiliki pesaing yang cukup banyak. Contohnya saja: Bank, Koperasi dan Rentenir. Para pesaing ini juga melayani peminjaman uang layaknya Pegadaian, hanya saja yang berbeda dalam segi jaminannya. Pegadaian menggunakan barang berharga sebagai jaminan dalam mendapatkan uang sehingga dianggap lebih mudah oleh masyarakat. Apabila dibandingkan dengan pesaing lain, seperti bank. Bank dinilai mempunyai proses yang cukup rumit seperti harus menyerahkan formulir yang sebelumnya sudah diisi dan juga biasanya disertai slip penghasilan yang menjadi syarat tertentu. Meskipun Bank memberikan kredit dalam jumlah yang lebih besar, sepertinya Pegadaian tetap mempunyai tempat tersendiri dalam prosesnya. Tak berbeda jauh dengan bank, koperasi juga melayani kredit namun hanya kepada orang tertentu yang sudah menjadi anggotanya. Selain lembaga, Pegadaian juga memiliki pesaing perorangan seperti rentenir, bahkan dari kerabat/keluarga. Siapa saja memang dapat memberikan pinjaman uang tetapi yang membedakan adalah proses kemudahan dan keuntungan yang didapat.

Pegadaian memang tidak beriklan banyak. Iklan di televisipun sepertinya sudah lama kita lihat dengan slogannya yang dahulu berbunyi Mengatasi Masalah Tanpa Masalah. Pegadaian juga sudah berhasil menjadi pasar responsif. Hal ini dilihat dari banyaknya masyarakat yang menggunakan jasanya sehingga tidak jarang Pegadaian membatasi permintaan kredit yang disebabkan sudah penuhnya tempat yang digunakan untuk menyimpan barang jaminan. Pegadaian memiliki sasaran semua kalangan tetapi lebih didominasi oleh kalangan bawah dan menengah. Hal ini mungkin disebabkan karena uang yang didapat tidak terlalu banyak dan sesuai dengan barang yang menjadi jaminan.
Ada beberapa orang yang malu ke pegadaian entah karena memang tidak tahu apa-apa tentang pegadaian, atau karena selama ini banyak orang menganggap bahwa pegadaian hanyalah untuk orang-orang susah. Anggapan itu tidaklah benar, karena banyak juga orang-orang golongan menengah ke atas yang menggadaikan barang-barangnya. Ada beberapa tips yang perlu Anda perhatikan:

1. Hindari para calo
Terkadang di beberapa pegadaian ada calo-calo yang suka menghadang Anda sebelum masuk ke dalam pegadaian. Biasanya mereka akan menawarkan jasa untuk membeli barang yang akan Anda gadaikan. Tolak saja, karena biasanya Anda akan dipaksa menggadaikannya dengan harga yang lebih murah.

2. Gadaikan barang yang nilainya menaik
Karena barang yang Anda gadaikan harus disimpan di Pegadaian, ini berarti Anda tidak menikmati barang tersebut. Usahakan tidak menggadaikan barang-barang yang nilainya menurun, karena selain Anda harus membayar beban bunga, penurunan nilai barang tersebut juga menjadi kerugian Anda karena Anda tidak menikmatinya.

3. Gadaikan barang-barang elektronik yang tidak dipakai
Terkadang ada barang-barang elektronik yang tidak digunakan di rumah Anda, misalnya bila Anda memiliki TV lebih dari satu. Nah, daripada mubazir, kenapa Anda tidak menggadaikan salah satunya? Jadi, di samping mendapatkan uang tunai, beban listrik Anda akan berkurang karena kini tidak ada lagi dua teve yang digunakan secara bersamaan.

4. Sekali-kali Ikuti acara Lelang
Secara rutin, pegadaian akan mengadakan acara lelang untuk barang-barang gadai yang tidak ditebus oleh pemiliknya. Terkadang barang-barang yang dilelang masih memiliki kualitas yang bagus tapi bisa didapatkan dengan harga yang relatif murah.

PEMASARAN BERWAWASAN SOSIAL

Sebelum Saya membahas lebih lanjut tentang pemasaran berwawasan sosial kami terlebih dahulu menjelaskan arti dari pemasaran itu sendiri.
Arti dari pemasaran adalah Sebuah sistem dari kegiatan bisnis dirancang untuk merencanakan ,menentukan harga ,mempromosikan dan mendistribusikan sesuatu yang bernilai barang-barang dan jasa yang dapat memuaskan keinginan demi benefit dari pasar para konsumen saat ini atau konsumen potensial dan para pemakai dari kalangan industri. Pemasaran tideak terbatas pada dunia bisnis saja.Kapan saja anda mencoba membujuk seseorang untuk berbuat sesuatu misalnya menyumbang palang merah ,tidak mengoyori jalan raya ,menghemat bahan bakar anda telah terlibat dalam pemasaran.

Sedangkan arti dari Berwawasan dalam konteks ini adalah mengetahui hal-hal yang bersifat sosial atau kemasyarakatan. Dan arti sosial dalam pemasaran berwawasan sosial berarti segala hal yang berhubungan dengan masyarakat atau segala kegiatan manusia dalam suatu konteks kehidupan di dalam masyarakat.
Pemasaran berwawasan sosial mempunyai konsep Organisasi harus menentukan kebutuhan ,keinginan ,dan minat pasar sasaran. Kemudian organisasi itu harus memberikan nilai yang unggul kepada pelanggan dengan cara yang bersifat memelihara atau memperbaiki kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
Pemasaran berwawasan sosial memiliki hubungan dengan corporate sosial responsibility diantaranya hubungan dengan masyarakat lokal

SEJARAH PERKEMBANGAN TELEVISI

Pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian Nasional Indonesia dengan berdiri dan beroperasinya TVRI. Pada perkembangannya TVRI menjadi alat strategis pemerintah dalam banyak kegiatan, mulai dari kegiatan sosial hingga kegiatan-kegiatan politik. Selama beberapa decade TVRI memegang monopoli penyiaran di Indonesia, dan menjadi “ corong “ pemerintah. Sejak awal keberadaan TVRI, siaran berita menjadi salah satu andalan. Bahkan Dunia dalam Berita dan Berita Nasional ditayangkan pada jam utama. Bahkan Metro TV menjadi stasiun TV pertama di Indonesia yang fokus pada pemberitaan, layaknya CNN atau Al-Jazeera. Pada awalnya, persetujuan untuk mendirikan televisi hanya dari telegram pendek Presiden Soekarno ketika sedang melawat ke Wina, 23 Oktober 1961.
Sulit dibayangkan bagiamana repotnya dan susahnya ketika itu, karena bahkan untuk memlilih peralatan yang mana dari perusahaan apa, masih serba menerka. Dalam perkembangannya, TV swasta melahirkan siaran berita yang lebih variatif. Siaran berita yang bersifat straight news, seperti Liputan 6 (SCTV), Metro Malam (Metro TV), dan Seputar Indonesia (RCTI) tidak jadi satu-satunya pakem berita televisi. Kurang dalamnya straight news disiasati stasiun TV dengan tayang depth reporting, yang mengulas suatu berita secara lebih mendalam. Tayangan itu antara lain Metro Realitas (Metro TV), Derap Hukum dan Sigi (SCTV) dan Kupas Tuntas (Trans TV). Sementara itu, berita kriminal mendapat tempat tersendiri dalam dunia pemberitaan televisi, sebutlah Buser (SCTV), Sergap (RCTI) dan Patroli (Indosiar). Tonggak kedua dunia pertelevisian adalah pada tahun 1987, yaitu ketika diterbitkannya Keputusan Menteri Penerangan RI Nomor : 190 A/ Kep/ Menpen/ 1987 tentang siaran saluran terbatas, yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi. Seiring dengan keluarnya Kepmen tersebut, pada tanggal 24 agustus 1989 televisi swasta, RCTI, resmi mengudara, dan tahun-tahun berikutnya bermunculan stasiun-stasiun televisi swasta baru, berturut-turut adalah SCTV ( 24/8/90 ), TPI ( 23/1/1991 ), Anteve ( 7/3/1993 ), indosiar ( 11/1/1995 ), metro TV ( 25/11/2000 ), trans TV ( 25/11/2001 ), dan lativi ( 17/1/2002 ). Selain itu, muncul pula TV global dan TV 7. jumlah stasiun televisi swasta Nasional tersebut belum mencakup stasiun televisi lokal – regional..
Maraknya komunitas televisi swasta membawa banyak dampak dalam kehidupan masyarakat, baik positif atau negatif. Kehadiran mereka pun sering menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Pada satu sisi masyarakat dipuaskan oleh kehadiran mereka yang menayangkan hiburan dan memberikan informasi, namun di sisi lain mereka pun tidak jarang menuai kecaman dari masyarakat karena tayangan-tayangan mereka yang kurang bisa diterima oleh masyarakat ataupun individu-individu tertentu. Bagaimanapun juga, televisi telah menjadi sebuah keniscayaan dalam masyarakat dewasa ini. Kemampuan televisi yang sangat menakjubkan untuk menembus batas-batas yang sulit ditembus oleh media masa lainnya. Televisi mampu menjangkau daerah-daerah yang jauh secara geografis, ia juga hadir di ruang-ruang publik hingga ruang yang sangat pribadi. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar hidup ( gerak atau live ) yang bisa bersifat politis, informatif, hiburan, pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Oleh karena itu, ia memiliki sifat yang sangat istimewa.
Kemampuan televisi yang luar biasa tersebut sangat bermanfaat bagi banyak pihak, baik dari kalangan ekonomi, hingga politik. Bagi kalangan ekonomi televisi sering dimanfaatkan sebagai media iklan yang sangat efektif untuk memperkenalkan produk pada konsumen. Sementara, bagi kalangan politik, televisi sering dimanfaatkan sebagai media kampanye untuk menggalang masak, contohnya adalah, banyak pihak yang menilai kemenangan SBY di Indonesia dan JFK di Amerika sebagai presiden adalah karena kepiawaian mereka memenfaatkan media televisi. Belakangan, televisi pun sering dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai media sosialisasi sebuah kebijakan yang akan di ambil kepada masyarakat luas, seperti yang belakangan adalah sosialisasi tentang kenaikan harga BBM dan tarip dasar listrik. Kehadiran televisi banyak memberi pengaruh positif dalam masyarakat, terutama yang terkait dengan kemampuannya untuk menyebar informasi yang cepat dan dapat diterima dalam wilayah yang sangat luas pada waktu yang singkat. Hasil penelitian MRI ( 2001 ) terhadap para ibu yang diungkapkan oleh Puspito ( Almira-online ) menyebutkan bahwa siaran televisi memberikan dampak positif bagi anak-anak mereka. Diantara dampak positif tersebut adalah menambah wawasan anak, anak menjadi lebih cerdas, anak dapat membedakan yang baik dan jahat, serta dapat mengembangkan keterampilan anak. Dampak negatif yang ia lihat pada anak mereka, yaitu berperilaku keras, moralitas negatif, anak pasif, dan tidak kreatif nilai sekolah rendah, kecanduan menonton, dan perilaku konsumtif.

• SEJARAH TELEVISI LOKAL
Penyiaran saat ini tidak lagi menjadi monopoli Jakarta. Fenomena menjamurnya televisi lokal di berbagai daerah dapat dijadikan indikator telah menyebarnya sumber daya penyiaran. Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), sebuah organisasi tempat bergabungnya televisi lokal yang berdiri pada 26 Juli 2002, hingga saat ini telah menghimpun sebanyak 23 industri televisi lokal. Anggotanya tersebar di berbagai daerah di Indonesia, ada Bandung TV di Bandung, Bali TV di Bali, Riau TV di Pekanbaru Riau, dan berbagai daerah lainnya. Belum lagi keberadaan televisi lokal lainnya yang belum terdata sama sekali. Dapat dibayangkan betapa ramainya udara Indonesia di masa yang akan datang dengan maraknya televisi lokal yang akan bermunculan. menggeliatnya perkembangan televisi lokal tidak seindah yang dibayangkan. Televisi lokal yang sudah beroperasi banyak yang berjibaku dengan masalah internalnya, dari persoalan buruknya manajemen, baik manajemen sumber daya manusianya maupun manajemen keuangannya, hingga pada persoalan sulitnya mendapatkan share iklan.
Iklan merupakan masalah tersendiri yang cukup membuat gelisah para pengelola sebagian besar televisi lokal. Potret buruknya sistem manajemen sebagian televisi lokal dapat dilihat dalam peristiwa protes karyawan salah satu televisi lokal yang terjadi di tahun 2005. Protes karyawan dilatarbelakangi karena rendahnya upah yang diterima serta tidak adanya kepastian kerja bagi mereka. Tumpuan harapan
Publik sesungguhnya menaruh harapan begitu tinggi terhadap televisi lokal. Kehadirannya di belantika penyiaran diharapkan dapat memberi alternatif tontonan dan dapat mengakomodasi khazanah lokalitas yang saat ini kurang tertampung dalam tayangan televisi Zaman telah berubah, konsentrasi media dan pemusatan modal ingin dihilangkan. Walau tidak bisa dilakukan secara langsung, keinginan menyebar sumber daya itu akan dilakukan secara bertahap seiring dengan penataan sistem dan regulasinya. Ini merupakan berkah yang patut disyukuri masyarakat daerah.
Bila keadaan ini terus berjalan sesuai harapan, geliat industri penyiaran di daerah akan berkembang dan orang tidak lagi melihat Jakarta sebagai pusat peradaban penyiaran. Peradaban penyiaran lambat laun akan tumbuh di berbagai daerah. Fenomena ini mungkin hampir sama dengan keadaan pada zaman Yunani kuno. Di sana polis- polis berkembang dan kebudayaan tidak terpusat di suatu tempat. Tanggung jawab pengelola
Banyaknya masalah yang dihadapi oleh industri televisi lokal menuntut perhatian dan upaya untuk mengatasinya. Hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab regulator penyiaran, melainkan juga menjadi tanggung jawab pengelola televisi lokal itu sendiri. Dari sudut regulator diharapkan ada regulasi atau kebijakan yang memihak terhadap tumbuhkembangnya televisi lokal.
Pemihakan itu kemudian dituangkan dalam produk peraturan. Dari sisi televisi lokal, harus segera dilakukan upaya, antara lain pertama, televisi lokal harus mampu menciptakan keunikan dari program siaran yang dikelolanya. Bila hal ini dapat dilakukan, setidaknya televisi lokal dapat membangun posisi tawar di hadapan televisi Jakarta dan dapat meraih pemirsa daerah yang selama ini menjadi penonton loyal televisi local. Bila televisi lokal telah menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri, rasanya cita-cita mewujudkan sistem penyiaran nasional yang berkeadilan bukanlah sebuah impian yang utopis.
Pada era otonomi daerah, peran media massa makin urgen. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 yang direvisi menjadi Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah lebih menitikberatkan pada partisipasi dan kontrol masyarakat serta pemberdayaan institusi lokal. Salah satu upaya yang harus dilakukan demi suksesnya otonomi daerah adalah mengoptimalkan peran institusi lokal nonpemerintah, seperti media massa. Strategi komunikasi yang berkembang pun tidak lagi centrist vertical seperti pada masa Orde Baru. Pada masa itu, media massa hanya menjadi corong komunikator puncak yang duduk di jabatan tertinggi pemerintahan sehingga informasi yang beredar pun hanya untuk kepentingan pemerintahan. Sementara itu, masyarakat diposisikan hanya sebagai komunikan yang dijejali dengan berbagai propaganda. Di Indonesia saat ini sudah berkembang startegi komunikasi two way traffic yang dalam pandangan Peterson dan Burnett, telah terjadi komunikasi vertikal downward communication dan upward communication.
Realitas tersebut merupakan angin surga bagi kehidupan media massa di tanah air. Setidaknya, media massa pada orde ini dapat lebih memberdayakan dirinya sembari tetap mempertahankan empat fungsi pokoknya, yakni, memberikan informasi (to inform), menjadi media pendidikan (to educate), sarana hiburan bagi masyarakat (to entertain), dan kontrol sosial (social control). Keempat fungsi pokok tersebut harus dikayuh dalam bingkai-bingkai norma yang berlaku, baik norma hukum, norma agama, norma susila, maupun norma kesopanan.

Label: